Quantcast
Channel: PaediKids
Viewing all articles
Browse latest Browse all 11

DIARE ANAK

$
0
0

Diareadalah buang air besar yang frekuesinya lebih sering dan konsistensi tinja lebih encer dari biasanya. Selama terjadi diare, tubuh akan kehilangan cairan dan elektrolit secara cepat. Pada saat yang bersamaan, usus kehilangan kemampuannya untuk menyerap cairan dan elektrolit yang diberikan kepadanya. Pada kasus yang ringan dimana proses penyerapan belum terganggu, berbagai cairan yang diberikan kepadanya dapat mencegah dehidrasi. Lebih kurang 10% episode diare disertai dehidrasi /kekurangan cairan secara berlebihan. Bayi dan anak yang lebih kecil lebih mudah mengalami dehidrasi dibanding anak yang lebih besar dan dewasa. Oleh karena itu, mencegah atau mengatasi dehidrasi merupakan hal penting dalam  penanganan diare pada anak


Diare akut umumnya disebabkan infeksi virus dan sebagian besar akan sembuh sendiri. Namun, saat si kecil diare, ia seringkali menolak makan, termasuk makanan favoritnya. Si kecil juga tampak lemas dan terkadang juga tidak mau minum. Hal ini tentu membuat kuatir Ayah dan Bunda karena takut si kecil mengalami kekurangan zat gizi. 


Disentri. Yaitu episode diare akut yang tinja nya ditemukan darah terlihat secara kasat mata. Disertai gejala Diare dengan darah, lendir dalam tinja dan tenesmus (mejan)


Angka kejadian
Diare cair akut

20 - 80% Diare cair akut anak di dunia umumnya disebabkan oleh rotavirus. Dengan jumlah kematian 440.000 anak pertahun.

Disentri

Berupa diare akut berdarah. Merupakan 10% dari diare akut pada anak kurang dari 5 tahun.

Lalu bagaimana mensiasati memberi makan saat anak sedang diare?


  1. Selalu siapkan cairan oralit untuk mengganti cairan yang keluar setelah diare.

Anak yang mengalami diare sangat rentan dehidrasi. Anak yang mengalami dehidrasi ringan sedang akan terlihat kehausan, sebaliknya bila sudah mengalami dehidrasi berat maka ia malas minum.

Cegah si kecil mengalami dehidrasi dengan memberikan oralit sekitar 10 ml/kg berat badan. Misal berat badannya 10 kg, maka ia perlu oralit 100 ml setiap diare. Bila si kecil muntah setelah minum oralit, tunda dulu sebentar lalu berikan kembali sedikit demi sedikit.

  1. Lanjutkan pemberian air susu ibu (ASI)

Air susu ibu memiliki efek proteksi terhadap terjadinya diare. Saat si kecil diare, lanjutkan memberikan ASI. Kandungan laktosa yang terdapat dalam ASI tidak menyebabkan diare bertambah parah. Pemberian susu formula bebas laktosa saat sedang diare masih kontroversial, meski beberapa penelitian menunjukkan manfaat mengganti susu formula ke bebas laktosa saat sedang diare.


3.   Berikan makanan yang banyak mengandung cairan

Bagi anak yang sudah mulai makan makanan padat, ayah dan bunda dapat memberikan makanan yang banyak mengandung air, seperti sup, yogurt, atau air kelapa. Pemberian buah segar (jus buah) tidak disarankan, karena mengandung sukrosa, fruktosa dan sorbitol yang menyebabkan peningkatan osmolalitas. Makanan yang mengandung tinggi kalium, seperti pisang juga bisa menjadi pilihan. Hindari memberikan minuman manis atau soda saat si kecil sedang diare.  


4.   Berikan makanan dalam porsi kecil dan sering

Saat sedang diare nafsu makan mungkin akan menurun, tetapi asupan makanan yang masuk tetap harus diperhatikan. Saat diare, si kecil mungkin juga merasa mual atau malah muntah, berikan makanan dalam porsi lebih kecil yang lebih mudah diterima. Makanan dalam porsi kecil ini perlu diberikan lebih sering, misal tiap 3-4 jam, untuk memenuhi kebutuhan zat gizi si kecil selama diare.


Lalu bagaimana mensiasati memberi makan saat anak sedang diare?


  1. Selalu siapkan cairan oralit untuk mengganti cairan yang keluar setelah diare.

Anak yang mengalami diare sangat rentan dehidrasi. Anak yang mengalami dehidrasi ringan sedang akan terlihat kehausan, sebaliknya bila sudah mengalami dehidrasi berat maka ia malas minum.

Cegah si kecil mengalami dehidrasi dengan memberikan oralit sekitar 10 ml/kg berat badan. Misal berat badannya 10 kg, maka ia perlu oralit 100 ml setiap diare. Bila si kecil muntah setelah minum oralit, tunda dulu sebentar lalu berikan kembali sedikit demi sedikit.

  1. Lanjutkan pemberian air susu ibu (ASI)

Air susu ibu memiliki efek proteksi terhadap terjadinya diare. Saat si kecil diare, lanjutkan memberikan ASI. Kandungan laktosa yang terdapat dalam ASI tidak menyebabkan diare bertambah parah. Pemberian susu formula bebas laktosa saat sedang diare masih kontroversial, meski beberapa penelitian menunjukkan manfaat mengganti susu formula ke bebas laktosa saat sedang diare.


3.   Berikan makanan yang banyak mengandung cairan

Bagi anak yang sudah mulai makan makanan padat, ayah dan bunda dapat memberikan makanan yang banyak mengandung air, seperti sup, yogurt, atau air kelapa. Pemberian buah segar (jus buah) tidak disarankan, karena mengandung sukrosa, fruktosa dan sorbitol yang menyebabkan peningkatan osmolalitas. Makanan yang mengandung tinggi kalium, seperti pisang juga bisa menjadi pilihan. Hindari memberikan minuman manis atau soda saat si kecil sedang diare.  


4.   Berikan makanan dalam porsi kecil dan sering

Saat sedang diare nafsu makan mungkin akan menurun, tetapi asupan makanan yang masuk tetap harus diperhatikan. Saat diare, si kecil mungkin juga merasa mual atau malah muntah, berikan makanan dalam porsi lebih kecil yang lebih mudah diterima. Makanan dalam porsi kecil ini perlu diberikan lebih sering, misal tiap 3-4 jam, untuk memenuhi kebutuhan zat gizi si kecil selama diare.

5.   Lanjutkan memberikan makanan yang mengandung tinggi energi setelah sembuh dari diare.


Saat sedang diare, berat badan si kecil seringkali menurun karena asupan yang kurang atau kondisi dehidrasi. Bila diare sudah perbaikan, maka ayah dan bunda harus mengejar kekurangan asupan makan tersebut dengan melanjutkan memberikan makanan yang mengandung tinggi energi agar pertumbuhan si kecil tetap terjaga saat masa penyembuhan.

Semoga beberapa tips di atas dapat membantu mengatasi kekuatiran ayah dan bunda saat si kecil tidak mau makan karena sedang diare.

Pertanyaan yang sering diajukan mengenai diare pada anak

1.      Apakah Teh boleh diberikan pada anak diare dengan maksud sebagai cairan rehidrasi (penambah/pengganti cairan)?

Jawaban:

Anak dengan diare membutuhkan Natrium sebagai pengganti natrium yang terbuang saat diare. TEH tidak tepat jika digunakan sebagai pengganti cairan pada anak dengan diare karena kandungan Natrium dalam teh rendah.

2.      Apakah anak yang muntah tidak boleh diberikan Oralit?

Jawaban:

Muntah bukan larangan untuk pemberian oralit. Berikan perlahan dan konstan untuk mengurangi muntah.

3.      Apakah anak dengan diare harus dipuasakan/dikurangi makannya?

Jawaban

Memuasakan anak dengan diare hanya akan memperpanjang waktu diare.

4.      Apakah ASI harus dihentikan saat diare?

Jawaban:

ASI harus dilanjutkan, ASI bisa digunakan sebagai cairan pengganti selama diare. Anak yang sebelumnya hanya mendapat ASI jangan diganti dengan Susu Formula.
5.      Apakah anak diare boleh diberikan sprite, cola, minuman olahraga?

Jawaban:

Minuman diatas mengandung Karbohidrat tinggi, Osmolaritas Tinggi dan kadar Natrium Rendah. Tidak disarankan pemberiannya sebagai cairan rehidrasi karena akan menyebabkan diare osmotik.

6.      Apakah anak dengan diare harus ganti susu rendah laktosa?

Jawaban:

Hanya untuk bayi yang sebelumnya telah mendapat susu formula dan secara klinis menunjukkan tanda intoleransi laktosa berupa diare profus/terus-menerus, kembung, sering kentut, sakit perut, kemerahan pada anus dan tinja berbau.

7.      kapan anak harus dibawa periksa saat diare?

Jawaban:

Anak terlihat haus, kencing berkurang, mata agak cekung, kekenyalan kulit menurun, bibir kering, muntah terus-menerus (cairan tidak bisa masuk)



Sumber:



Viewing all articles
Browse latest Browse all 11

Latest Images

Trending Articles